Saturday, December 21, 2013

Takut

Benar. Aku benar-benar bingung. Aku ga tau apa yang harus aku lakukan.

Seperti berada di ujung tanduk.

Seperti makan buah simalakama.



Malam ini seperti malam yang sangat menakutkan bagiku.


Mungkin ini hanya persaanku saja.....tapi aku takut. Aku benar-benar takut.

Friday, December 13, 2013

Demi Kamu dan Aku

Kamu buat aku lelah 
Ku beri perhatian salah 
Bikin kamu senyum susah 
Kalau ditemenin malah marah

Semua selalu jadi masalah 
Jatuhnya jadi salah tingkah
Lama-lama aku bakal nyerah
Mulai sekarang ku bilang terserah

Kamu buat aku lelah
Tak ada ruang tuk melangkah
Perhatianmu bikin begah
Kenapa harus banyak bertingkah

Haruskah selalu aku yang ngalah
Bikin kepalaku mau pecah 
Lama-lama kamu makin parah 
Mulai sekarang ku bilang terserah
Mulai sekarang ku bilang

Pahami maksudku, jangan buang waktuku 
Pahami mauku, kalau kau cinta aku 
Pahami hatiku, demi kamu dan aku
Demi kamu dan aku  

Jangan buatku jenuh padamu 
Karena ku tahu kau tak begitu 
Selama kamu ikuti kataku 
Tak tahu apakah kau di sini 
Demi kamu dan aku

Saturday, December 7, 2013

BOM WAKTU

Aku seperti menunggu bom waktu. Bom yang setiap saat akan meledak.Namun aku tidak tau kapan bom itu akan meledak. Nanti, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan? Ahhh entahlah.

Friday, December 6, 2013

Uang Haram

Aku tiba-tiba teringat cerita temenku tadi siang. Uang yang dia dapatkan dari cara yang tidak halal (bukan dari hasil keringat sendiri) akhirnya dan lenyap dan menguap tanpa jejak. Aku teringat sesuatu juga, beberapa waktu yang lalu aku juga mendapat uang, meski itu memang hak ku, tapi aku merasa aku tidak mengeluarkan banyak keringat untuk mendapatkan uang tersebut. Dan uang itu akhirnya menguap untuk hal-hal yang sangat tidak diharapkan. Aaahhh....ternyata benar. Uang haram itu ga akan pernah bertahan lama. :(

Friday, November 29, 2013

Ampuni Aku

Jauh sudah aku berjalan
Tanpa nama-Mu menemani langkahku
Teringat sudah semua yang ku lakukan
Dengan sengaja melupakan nama-Mu

Ampuni aku maafkanlah aku
Masihkah aku pantas disisi-Mu
Begitu banyak apa yang tlah Kau berikan
Tak ku sadari melupakan nikmat-Mu
Ingin rasanya seperti dulu
Sebelum maut hampiri diriku

Ampuni aku maafkanlah aku
Masihkah aku pantas disisi-Mu
Kuatkan aku jalani hidupku
Tetap di jalan-Mu

Jauh sudah aku berjalan.....

Thursday, November 28, 2013

TUHANKU

Tuhanku maafkan sikapku yang telah lalai  
Dan selalu tinggalkan perintah-Mu 
Tuhanku khusyukkan doaku, ikhlaskan aku 
Agar hariku tulus di jalan-Mu
 
Selimuti aku dengan cinta-Mu
Berkahi aku dengan kuasa-Mu setiap waktu
 
Pasti Dirimu, hanya Dirimu 
Yang selalu kuatkan jiwaku, pasti Dirimu
 
Tuhanku khusyukkan doaku, ikhlaskan aku  
Agar hariku tulus di jalan-Mu
 
Selimuti aku dengan cinta-Mu 
Berkahi aku dengan kuasa-Mu setiap waktu
 
Pasti Dirimu, hanya Dirimu 
Yang selalu kuatkan jiwaku 
Pasti Dirimu, hanya Dirimu 
Yang selalu lindungi langkahku 
Kepada-Mu aku berserah, Tuhanku
Pasti Dirimu, hanya Dirimu 
Yang selalu kuatkan jiwaku 
Pasti Dirimu, hanya Dirimu 
Yang selalu lindungi langkahku 
Kepada-Mu aku berserah
Hanya Dirimu, yang selalu kuatkan jiwaku 
Pasti Dirimu, hanya Dirimu, Tuhanku, Tuhanku, Tuhanku

Wednesday, November 27, 2013

Sombong

Orang itu masih saja sombong. Celetukan-celetukannya masih aja kadang-kadang nyakitin. Yah meski aku sudah tau sifatnya yang seperti itu, tetap saja rasanya gimanaaaa gitu. Mungkin aku harus lebih banyak belajar yang namanya "sabar". Aku berusaha berpikir positif, pasti ga ada niatan dalam hatinya untuk bersikap seperti itu, mungkin itu hanya casing luarnya dia saja. Udahlah, anggap aja dia ga bermaksud jahat.

Aku juga bukan manusia yang sempurna, aku juga pasti banyak kekurangan yang tidak aku sadari. Mungkin saja orang lain tanpa sengaja pernah kusakiti, meski aku sama sekali tak pernah berniat dan bermaksud menyakiti orang lain.

Kita hanya manusia biasa, yang tidak sempurna, yang punya banyak kesalahan dan kekurangan. Banyak kelemahan dan kebodohan.

Sunday, November 24, 2013

Akhirnya aku cerita sama emak

Barusan aku berbincang dengan emak di telepon. Entah kenapa tiba-tiba air mata ini mengalir deras. Aku tak tahan untuk tidak menceritakan beban di hatiku pada emak. Aku memang sangat dekat dengan emak ku melebihi ibu kandungku sendiri. Aku lebih bisa bercerita pada emak, aku bisa menangis sama emak, aku bisa tertawa sama emak, aku bisa marah sama emak. Aku bisa menumpahkan semua isi hatiku sama emak. Entah kenapa aku tidak bisa melakukan itu semua kepada ibuku seperti aku melakukannya kepada emak. Mungkin karena sejak kecil aku diasuh oleh emak, aku lebih dekat dengan emak sejak kecil. Emak selalu tau bagaimana menangani aku, emak selalu tau bagaimana menghibur aku saat aku sedih, emak selalu tau semuanya.

Bukan berarti ibuku tidak punya peran besar terhadap diriku, tentu saja ibuku sangat berperan besar dalam membesarkan aku. Tapi pengalamanku selama balita dengan emakku itu tidak bisa digantikan dan dihapus begitu saja, mungkin itu yang menyebabkan aku sangat dekat dengan emak sampai sekarang.

Emak bisa menangis saat aku menangis, emak bisa tertawa saat aku tertawa. Tapi ibuku tidak bisa menangis saat aku menangis, ibu hanya diam terpaku melihatku menangis, meski aku tau dia juga pasti menangis jauh lebih sedih daripada aku dibalik kebisuannya itu.

Ada telp lagi dari no asing

Hadeeeehhhh, ini no baru ku. Hanya orang-orang terdekatku yang tau no ku. No siapa lagi ini? Aku curiga ini no "orang itu". No as, duh hari gini aku ga punya temen yang make telkomsel lagi kecuali yang tinggalnya di daerah agak pelosok negeri.

Aku curiga, jangan-jangan no "orang itu" lagi. Tapi rasa-rasanya seh ga mungkin. Akses untuk dapet no ku yang sekarang udah aku tutup rapat. Aku ga memberitahukan no baru ku ke om dan tante itu lagi. Ga mungkin dia bisa dapet no ku dari mereka.

Ahh kalo pun memang itu dia. Kali ini aku akan mantapkan hati dan tegaskan sikap serta dengan lantang berbicara. "JANGAN GANGGU AKU LAGI". Saya sudah mulai muak dengan teror anda dalam hidup saya. Anda lebih menakutkan daripada hantu-hantu di film horor yang pernah saya tonton. Anda sudah seperti virus di dalam otak saya. Setiap saya mengingat anda, saya selalu ingin berteriak sekencang-kencangnya dan membunuh bayan-bayang anda yang menakutkan dalam pikiran saya.

Semua ini gara-gara mereka, seandainya mereka tanya dulu sama aku, seandainya mereka tidak bertindak segegabah ini, mungkin aku ga akan se-parno ini sama "orang itu". Suruh siapa ga pernah tanya apa yang aku rasakan? Boleh atau tidak? Aku bersedia atau tidak? Maen hajar bleh aja.

Heiiii kamu yang ada di ujung negeri ini. Aku peringatkan sama kamu, jangan pernah kamu menghantui aku lagi!!!

Saturday, November 23, 2013

Aku bukan ikan mati

Baiklah, aku harus menerima kenyataan ini. Kenyataan bahwa aku kalah, ya aku sudah kalah. Kalah telak dalam pertandingan ini. Perjuanganku selama hampir 10 tahun ini KANDAS. Akhirnya aku terpuruk. Tiba-tiba teringat kata-kata pacarku tadi siang, dia bilang buat apa " Sudahlah, anggap saja ini yang terbaik yang Tuhan berikan untukmu." Ahh aku bosan kata-kata itu. "Tuhan memberi apa yang terbaik bukan apa yang kamu kehendaki." Aku lebih benci lagi kata-kata yang kedua. Kenapa? Kenapa yang aku kehendaki tidak baik menurut Tuhan? Apa yang salah dari yang aku kehendaki itu? Menurutku tidak ada yang salah. Aku tidak melanggar aturan agama, aturan sosial, apalagi aturan hukum. Tidak ada satupun aturan yang aku langgar, tapi kenapa menurut Tuhan pilihanku itu bukan yang terbaik? Lalu apa yang terbaik menurut Tuhan? Aku diam saja dan mengikuti air yang mengalir ini? Ahhh TIDAK. Aku bukan ikan mati jadi aku tidak mau mengikuti aliran air ini. Hanya ikan mati yang mengikuti arus air, dan aku bukan ikan mati!!


Wednesday, November 20, 2013

Aku mimpi aneh

Beberapa hari yang lalu aku mimpi aneh. Sangat aneh. Di dalam mimpiku itu ceritanya kampus ada di daerah sanur trus rencananya aku mau pulang ke rumah. Rumahku ada di daerah monang-maning. Aku berjalan kaki pulang ke rumah, dengan alasan ingin sekalian olahraga.

Tiba-tiba di tengah jalan aku ketemu sama pacarku. Lah aku kagetlah, aku bilang sama dia, "Kok kamu ada disini? Kok ga bilang-bilang sama aku kalo kamu ke Bali?" Soalnya pacarku itu kan tinggalnya di Semarang. jadi aku kaget donk waktu ketemu dia di jalan. Trus dia bilang kayak gini : "Iya aku ga bilang sama kamu, soalnya aku kan ga punya motor." Aku bingung. Aku bilang sama dia "Lah emangnya kenapa kalo ga ada motor? Hubungannya apa sama ga bilang-bilang kalo kamu di Bali?" Entah dia jawab apa waktu itu, aku juga tidak terlalu memperhatikan dia. Kemudian aku tanya lagi sama dia "Kamu mau kemana?" Dia jawab "Aku mau kesana" Aku tidak terlalu ingat dia menyebutkan nama tempat tersebut atau tidak yang jelas aku langsung menyadari bahwa tempat yang dia maksud itu sudah aku lewatin tadi. Trus aku bilang "Lah aku udah lewat sana tadi, tempatnya disana" sambil menunjuk tempat yang dimaksud. Kemudian pacarku itu terlihat buru-buru dan kemudian kami berpisah disana. Dia menuju ke tempat yang dimaksud tadi, sementara aku masih tetap melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

Aku berjalan lumayan jauh juga. Tiba-tiba aku sampai di sebuah sekolah. Sekolah itu seperti sekolahan SD dan sekolah itu kelihatan sepi, seperti siswa-siswanya sudah pada pulang sekolah. Nah aku bingung kok aku bisa sampe disini? Lagipula jalan yang tadi trotoar menjadi jalan tanah biasa dan sedikit berbatu. Yang bikin aku tambah bingung aku kok bisa nembus ke belakang sekolah? Ahh aku masih tetap melanjutkan perjalananku, aku menuju ke pintu utama sekolah, aku pikir disana mungkin aku bisa menemukan jalan yang aku tau. Sampe di pintu utama sekolah dan keluar ke jalan, aku melihat jalan beraspal tapi jalan tersebut sepi sekali, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Dan aku sama sekali tidak mengenali jalan itu. Ahh aku semakin bingung. Aku mau melanjutkan perjalanan lewat jalan yang aku tidak tau itu atau bagaimana? Akhirnya aku putuskan untuk berbalik arah, seingatku di bawah gedung SD itu ada pangkalan angkot. Aku berencana naek angkot saja, lagipula aku pikir kalo aku berjalan kaki sejauh itu bisa gempor juga nih kaki.

Di tengah perjalanan balik arah tadi tiba-tiba aku ketemu dengan seorang wanita setengah baya duduk sedih memandangi seseorang yang tergeletak di bawah. Aku bertanya pada ibu itu "Bu, itu (orang yang tergeletak) kenapa?" Ibu itu menjawab "Iya dia sakit", kemudian dari arah timur datang temanku yang seorang perawat. Aku berteriak memanggil namanya "Purnaaa....ini ada orang sakit, gimana? Bisa dibawa ke rumah sakit mu ga?" Sambil berlari kecil ke arahku temanku menjawab "Iya bisa, ada jamkesmas kan?" Dia balik bertanya. Aku bilang "Yah nanti sajalah itu yang penting dibawa ke rumah sakit dulu lah ini." Akhirnya aku bersiap-siap membawa orang itu ke rumah sakit. Tiba-tiba aku menemukan jalan kecil, aku mau melewati jalan itu tapi tidak bisa. Aku mulai berpikir, apa jangan-jangan aku terlalu gendut ya sampe ga muat lewat jalan kecil ini. Ah aku mencoba sesuatu yang agak bodoh kurasa, aku berusaha mendorong tembok itu dan ternyata tembok itu BISA BERGESER. Aku terkejut sekali. Kok tembok ini bisa aku dorong. Padahal bener-bener tembok terbuat dari batu dan semen juga, apa iya bisa bergerak? Ahh tapi aku singkirkan pertanya-pertanyaan yang melintas di kepalaku itu, yang penting gimana caranya aku bisa lewat jalan ini. Dan akhirnya aku bisa keluar juga dari jalan itu. Huuuffff, legaaa.... Lalu aku terbangun dari tidurku.


Mimpi apa aku ya? Kok aneh gitu mimpinya. Maksudnya apa ya? Aku bukan orang yang mudah bermimpi, jadi sekalinya aku bermimpi aku pasti ingat betul jalan cerita mimpiku itu.

Ahhh sudahlah.....daripada sibuk mikirin mimpi mending rekap tugas2 mahasiswa ini. -___________-

Tuesday, November 19, 2013

Aku Juga Salah

Beberapa hari yang lalu aku mengalami ke-BeTe-an tingkat lanjut sama salah satu kawanku. Namanya aku rahasiakan saja, supaya ga menjadi gosip. Jadi ceritanya gini, hari sabtu kemaren aku dapt tugas untuk nguji seminar mahasiswa. Nah, salahku adalah aku ga ingat jam berapa aku ditugaskan nguji, karena jam-nya di luar shift kerjaku, aku harusnya hari sabtu itu masuk jam 3 sore, tapi aku ditugaskan nguji mahasiswa jam 10 pagi.

Sabtu pagi aku ingat, aku ingat ditugaskan untuk nguji, tapi aku lupa, jam berapa tepatnya, aku hanya ingat aku harus masuk lebih awal dari jam kerjaku. Aku sms temanku, tapi ternyata dia ga bales2. Tiba-tiba jam 10.30 ada telepon dari kampus bahwa aku harus nguji saat itu juga, waduuhh panik donk, secara belum mandi juga. Nah pada saat itu lah emosi ku memuncak, aku sms ga dibales, di telp ga diangkat sekarang udah lewat 30 menit dari jam ujian baru aku ditelpon. Macam mana pula ini? Aku tanya temanku dia bilang hapenya ketinggalan di rumah. Oke aku bisa memahami, aku juga sering ketinggalan hape. Tapi bukannya biasanya dia ga pernah lepas dari hape? Kemana hape lagi satu? Kok aku ga dikasi tau no nya seh? Trus kenapa dia baru telpon aku setelah lewat dari 30 menit, harusnya kan dia telpon 30 menit sebelum ujian dimulai kalo menyadari sang dosen penguji tidak ada di tempat. Ahhh mulai lah aku mencari-cari kesalahan temanku.

Sampai di kampus, aku masih merengut dan konfirmasi tentang kejadian tadi pagi sama temanku. Aku lihat dari wajahnya dia merasa sangat bersalah sekali. Saat itu juga aku menyadari kesalahanku. Sebenarnya aku yang salah dalam hal ini. Suruh siapa aku lupa. Temanku meminta maaf, aku tau dari sorot matanya dia sangat menyesal atas kejadian ini. Ahh maafkan aku juga teman, aku juga salah dalam kejadian ini. :')

Friday, November 15, 2013

Olahraga Hari Ini Cukup Jadi Slogan Saja

Muahahahahahhaha, setelah kemaren sore bercita-cita dan berangan-angan untuk berolahraga pagi ini, tapi semuanya jadi gagal dan berantakan gara-gara hujan. Ihh ga bersahabat banget deh cuaca, padahal kan aku sudah punya niat yang sangat tulus dan mulia untuk berolahraga tapi kenapa kamu pake acara hujan segala seh. Gagal deh rencana guweehhh. -_________-

Monday, November 11, 2013

Ikhlas

Ya akhirnya hari ini aku mendapatkan ketenangan hati. Setelah beberapa hari ini belakangan ini aku dirundung ke-BeTe-an yang teramat sangat, akhirnya setelah ke gerja kemaren hatiku jadi sedikit lebih lega. Aku jadi lebih "nrimo" dan ikhlas dengan semua ini. Aku pasrah sama Tuhan, kalo memang ini yang harus aku jalani, yah aku jalani, mau bagaimana lagi?? Aku hanya perlu meminta kekuatan dari Tuhan agar aku bisa menghadapi semuanya dengan ikhlas.

Aku merasa bahwa selama ini aku membawa tas punggung yang berisi beban yang sangat berat di pundakku. Betapa bodohnya aku, buat apa aku membawa beban itu semua? Mengapa tidak kuletakkan saja semua beban itu hingga aku bisa berjalan dengan ringan? Yaa, aku sendiri yang dengan sengaja membawa beban berat itu hingga akhirnya menyusahkan diriku sendiri. Untung aku segera menyadari kebodohanku itu. Dan aku tidak mau terus menerus membawa tas yang berisi segala jenis permasalahan hidup itu.

Biarlah, kuberikan saja semua beban itu pada Tuhan, memasrahkan semua pada-Nya. Jika aku sudah mempercayai Dia untuk membawa beban itu mengapa pula aku harus memikul kembali beban itu. Tidak. Aku percaya pada-Nya. Aku sudah menyerahkan bebanku pada-Nya.

Yang perlu aku lakukan sekarang hanyalah, menjalani semua tugas dan kewajibanku dengan baik. Segala bentuk permasalahan dan gundah gulana yang menyelimuti hati dan pikiranku akhir-akhir ini aku pasrahkan pada-Nya. Biarlah. Apa yang terjadi ya terjadilah. Aku sudah lelah untuk berpikir. Aku tidak mau menyimpan hal-hal negatif di dalam hati dan pikiranku. Itu hanya akan membuat jalan yang akan kulalui terasa lebih berat.


Aku ikhlas Tuhan.

Monday, October 28, 2013

Mewek tengah malem

Entah kenapa, malam ini jadi cengeng. Tiba-tiba air mata menetes. Aku teringat ibu dan bapak. Apa yang sudah aku lakukan untuk mereka? Tidak ada! Sebentar, mungkin bisa diperhalus sedikit bahasanya, bukan tidak ada, tapi belum ada.

Tadi pagi aku dengar dari ibu bahwa tekanan darah bapak katanya naik. Pagi-pagi ibu membeli timun dan buah jepang untuk diparut dan diperas airnya untuk diberikan kepada bapak. Aku tau bapak tidak pernah punya riwayat penyakit tekanan darah tinggi, satu-satunya alasan kenapa tekanan darah bapak naik mungkin karena pikiran. Aku baru sadar, sudah beberapa bulan ini aku tidak pernah berbincang-bincang lagi dengan bapak. Terakhir kamu berbincang diakhir dengan sebuah perdebatan, membuat aku malas untuk bicara dengan bapak. Aku pikir lebih baik diam daripada bicara tapi hanya akan menimbulkan perdebatan dan rasa sakit hati.Tapi sekarang aku pikir tindakanku ini salah. Masalah tidak terselesaikan, hubungan menjadi renggang, dan sekarang bapak sakit. Apa yang sudah aku lakukan? Anak macam apa aku ini??

Haruskah aku menyerah dan mengalah untuk kebahagian orang tuaku? Pengorbanan mereka untuk membesarkan aku harus aku bayar dengan mengorbankan masa depan yang aku inginkan. Apa seperti ini transaksi kehidupan di dunia Tuhan? Pengorbanan dibalas dengan pengorbanan? Kehidupan dibayar dengan kehidupan?

Monday, September 23, 2013

Wisuda

Hari ini, melelahkan sekali. Jam 5 pagi udah bangun (biasanya bangun jam 7 pagi, wkwkwkwkwkw) berangkat ke kampus sebelum jam 6 pagi. Persiapan ini itu, jam 6.30 berangkat ke Inna Grand Bali Beach untuk acara Wisuda Angkatan ke II STMIK STIKOM Indonesia. Sampe sana ga sempet coffe morning, udah langsung ke belakang panggung masukin ijazah dan transkrip nilai wisudawan ke dalam map, mengurutkan masing-masing map sesuai dengan daftar hadir wisudawan, meyakinkan agar tidak ada yang tertukar posisinya. Untungnya, sebelumnya masing-masing map tersebut sudah diberi label dan sudah diurutkan sehingga tidak terlalu memusingkan, meskipun demikian, tetap dilakukan pengecekan berulang kali. Syukurnya acara tadi berjalan dengan lancar, beberapa hal yang sempat "miss" di pada saat persiapan dapat teratasi dengan baik.

Selepas acara wisuda, panitia dan segenap staff dan dosen hendak kembali ke kampus. Di lobi depan hotel ada salah seorang wisudawan yang menemukan map ijazah wisudawan lain yang TERTINGGAL, tidak bisa saya sebutkan siapa namanya disini, tapi yang jelas kejadian itu membuat kami semua (para dosen) naik darah, terutama saya. Seandainya mereka tau bagaimana perjuangan kami mencetak semua ijazah dan transkrip itu!! Diburu waktu dan ditekan dengan ketelitian yang sangat tinggi, karena kami tidak ingin ijazah yang hanya tercetak sekali seumur hidup itu cacat dan ada kesalahan sedikitpun. Dan sekarang mereka taruh sembarangan itu ijazah, heiii, apa kamu pikir kalo kamu kehilangan itu ijazah kamu bisa meminta kembali ke kampus untuk mencetaknya ulang?? Apa kamu pikir semudah kamu kehilangan dompet dan kamu kehilangan SIM, STNK kamu bisa minta polisi untuk mencetak ulang SIM dan STNK mu?? Asal kamu tau ijazah apapun itu hanya bisa tercetak sekali seumur hidup, jika ijazah mu hilang, kamu hanya akan mendapatkan surat keterangan atas kehilangan ijazahmu, IJAZAH TIDAK AKAN DICETAK LEBIH DARI SATU KALI!!

Emosi banget rasanya liat kelakuan wisudawan yang kayak gitu. Lebih mentingin jeprat jepret foto, begaya ama temen2 dan ngelupain map ijazah yang begitu berharga. Apa arti wisudamu kalo kamu kehilangan ijazahmu?? Foto-foto wisuda itu ga akan pernah bisa ngegantiin ijazahmu!!

Tuesday, September 3, 2013

Saturday, August 24, 2013

Kenapa Kita Harus Beda Agama?

Tuhan memang satu, Kita yang tak sama!

Aku benci kalimat itu.
Kenapa manusia harus dikotak-kotakkan dengan kategori yang namanya AGAMA?
Siapa sebenarnya pencetus kebodohan itu?
Ingin rasanya memaki dan mengutuknya!

Tuesday, August 20, 2013

Ini Hidupku!

Kenapa kamu harus muncul lagi?
Kamu lebih mengerikan dari hantu suster ngesot.
Dan kenapa seh "ibu itu" terus saja mengatakan hal yang sama sekali tak pernah aku harapkan.
Aku benci kata-katanya.

Kalian pikir aku robot?
Coba dipikir pake akal sehat, bayangkan jika anda yang ada di posisi saya!
Bagaimana rasanya?

Dan kamu, kenapa kamu ga berpikir dengan logika?
Bisa-bisanya kamu mengobral cerita ke orang lain bahwa kamu suka aku?
WTF!!

Please deh, aku, kamu? Itu ga mungkin. Realistis kawand.
Semakin kalian perlakukan aku seperti ini, aku benar-benar akan pergi.
Aku ada di sini, masih di sini, cuma karena satu alasan.
IBUKU.
Ya, hanya dia satu-satunya alasan aku ada di sini saat ini.


Aku sudah ada di titik yang tidak peduli dengan apa kata orang.
Peduli setan!
Ini hidupku, bukan hidup kalian!

Monday, July 8, 2013

Bodoh

Aku sudah melakukan hal bodoh siang ini.
Aku lupa sama no hape ku sendiri. Konyol ga tu?
Jiahhhh malu deh, malu be ge te. Mana itu instansi besar pula.

Duhhhh maluuuu, beratttt!!

Sunday, July 7, 2013

Kangen

Sesuatu baru terasa berarti setelah kita kehilangan ya?
Iya, setelah akhirnya dia menghilang tanpa jejak, akibat pengusiranku (yang sebenarnya dalam hati tidak ingin benar-benar aku usir), kini aku merindukannya.

Aaahhh kenapa harus kayak gini seh rasanya. Menyebalkan.
Rindu yang akhirnya bisa membunuhku pelan2.

Ngomong apa seh guweh?

Udah ahh ngantuk, tidur dulu ya.

Friday, June 14, 2013

Lagi Capek

Sebenarnya ngasi tugas ke mahasiswa itu bukan cuma bikin mahasiswanya susah, tapi dosennya juga. Gimana enggak, aku musti meriksa tugas mahasiswa yang bejibun ini. -___________- Tapi mo gimana lagi, cuma ini satu-satunya cara supaya mereka mau belajar. Diberi tugas saja, mereka belum tentu belajar (bisa saja tugas itu mereka hanya copy paste pekerjaan temennya) apalagi ga dikasi tugas. Mahasiswa oh mahasiswa. Fiuhhh.

Satu lagi, mahasiswa itu hobi banget maju ujian atau seminar proposal bareng2, tiba2 dalam satu minggu itu, bejibun banget yang daftar seminar dan ujian, padahal di minggu2 sebelumnya biasanya bisa dua minggu tidak ada sama sekali mahasiswa yang maju seminar atau ujian TA. Yang bikin jadwal ini rek, pecas ndahe *copas ndoro kakung*

Bicaralah

Kenapa ga bilang langsung ke orangnya?
Kenapa harus lewat perantara?
Dan kenapa perantara itu harus aku?

Thursday, February 21, 2013

Semangat dek!!

Aku sedih kalo adekku sedih, aku nangis kalo adekku nangis.

Dek, apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu? Aku tidak tahu aku harus bagaimana? Aku sedih liat kamu seperti ini. Aku tau kamu depresi berat menghadapi perkuliahanmu, aku juga tau persis kamu bukanlah mahasiswa kacangan yang suka bolos ataupun tidak serius dengan perkuliahan. Aku tau semua itu. Aku tau kamu sudah berusaha lebih dari cukup. Aku juga tidak mengerti kenapa hasil yang kamu dapatkan tidak sesuai dengan pengorbanan dan kerja keras kamu selama ini.

Dek, aku minta maaf, kemaren aku marah-marah sama kamu. Aku marah karena aku sayang sama kamu. Aku marah karena aku takut kamu mendapatkan kesulitan. Aku ga ingin kamu susah. Kalo kata-kata yang aku keluarkan sangat kasar dan menyakiti hatimu aku minta maaf dek. Sama sekali aku tidak bermaksud seperti itu.

Aku sedih ketika melihat air mata jatuh di pipimu, Aku tau kamu pasti tidak ingin aku melihat kamu menangis, dan memang selama ini aku juga tidak pernah melihat kamu menangis, sesedih apapun kamu, aku tidak pernah melihat kamu menangis. Tapi aku melihat air matamu jatuh dan bibirmu tergetar, aku juga sedih dek, aku juga menangis. Sedihmu itu juga sedihku. Dukamu juga dukaku.

Aku disini sebagai dosen, mengajar mahasiswa sepertimu, mengajar anak-anak seusiamu. Tapi apa dayaku? Aku pun tak mampu dan tak sanggup menolongmu meghadapi berbagai permasalahamu disana sebagai seorang mahasiswa. Aku tau deritamu, aku tau kecemasanmu, aku tau kekhawatiranmu. Aku pun sama. Tapi apa yang harus aku lakukan? Aku lebih sedih dek, karena aku tak tau apa yang bisa aku perbuat untukmu?

Dek, jangan menangis. Jangan bersedih. Meski kini kamu bukan siapa-siapa, kamu tak dianggap apa-apa oleh sebagian besar dari mereka, tapi aku yakin, sangat yakin, suatu saat nanti kamu akan jadi orang hebat, percaya padaku dek.

Kamu luar biasa dimataku, dimata bapak dan ibu. Kami semua bangga padamu dek. Kami menanti keberhasilanmu. Kamu tidak boleh sedih dan patah semangat dek. Kamu harus optimis, tetap semangat.


LOVE U ALWAYS BROTHER. :*

Tuesday, February 19, 2013

Aku hampir digigit ular ijo, hiiiih!!

Kakiku dililit ular. Itu ular ndak terlalu gede sebenernya, tapi tetep aja yang namanya ular bikin ngeriiii. Aku teriak manggil-manggil bapak, abisnya takut banget, mau tak kibaskan ularnya dari kakiku tapi aku takut, nanti kalo bergerak dikit trus tu ular malah gigit gimana? Soalnya ularnya berdiri tegak gitu, kayak udah siap nyaplok kaki ku, hiiiiihhhh. Takuttt. Ya udah, sambil merem (karena ga berani ngeliatin tu ular) dan masih teriak-teriak manggil bapak, diantara rasa takut tiba-tiba,,,,,, AKU TERBANGUN.

Oh God. Thanks. Cuma MIMPI. Ga jadi digigit ular kakiku. Fiuhhhhhh.......

Tuesday, February 5, 2013

Ganjaran Kerendahan Hati dan Takut Akan TUHAN Adalah Kekayaan, Kehormatan dan Kehidupan

Gara-gara kemaren pantengin TL nya @RohaniKristen aku jadi ketagihan untuk mantengin terus akunnya @RohaniKristen. Aku pengen bagi sedikit apa yang aku pantengin sore ini. Temanya diambil dari Amsal 22:4 yang berbunyi :
"Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan"
Cekidot ya teman-teman.

Rendah Hati

Orang yang hidup dalam kerendahan hati akan selalu bersyukur atas segala hal yang Tuhan berikan, baik itu menyenangkan ataupun tidak. Orang yg rendah hati akan menerima sesamanya serta menggunakan semua kelebihannya untuk Tuhan & bukan untuk kebanggaan diri sendiri.

Takut Akan Tuhan

Orang yang hidup tanpa Tuhan tidak dapat menikmati kehidupan yang sesungguhnya. Orang yg hidup takut akan Tuhan akan berusaha untuk menghindari dosa, melakukan setiap Firman Tuhan & hidup di dalam ketetapan Tuhan.

Kekayaan, Kehormatan, dan Penghiburan

Janji berkat Tuhan nyata diterima atas hidup orang benar. Apabila kita ingin kaya & memperoleh penghormatan, maka kita harus hidup dalam kerendahan hati. Harus selalu menyadari semua kelebihan, kekuatan, kepintaran & prestasi yg kita capai adalah berkat Tuhan yang harus selalu disyukuri. Apabila kita ingin kaya & memperoleh penghormatan, maka kita hendaknya hidup takut akan Tuhan. Lakukan setiap perintah Tuhan dalam firman-Nya, sehingga kehormatan akan diberikan Tuhan kepada kita. Kita ada dalam tangan Tuhan yang sedang membentuk kita dan pasti kita bisa menjadi lebih baik. Tuhan memiliki tangan kiri untuk mendidik kita dan tangan kanan untuk memberkati, meneguhkan, memperkuat kita.

God Bless Us :)

Monday, January 28, 2013

Nikmati Jalani Syukuri

Maunya ngoreksi soal ujian. Begitu lihat lembar jawaban pertama, duh tulisan ga jelas, jawaban mengecewakan, males banget ngelanjutin meriksa. Besok aja dah, sedang tidak mood meriksa ujian.

Yah gini dah, nasib jadi buruh ilmu. Aku juga masih ga ngerti kenapa aku ada disini sekarang. Sumpah suer metal sodara-sodara, aku sama sekali ga punya cita-cita jadi buruh ilmu seperti sekarang ini.

Cita-cita ku waktu kecil, aku pengen jadi pramugari. Tiap kali naek pesawat "gretongan" waktu kecil dulu, trus liat pramugari cantik-cantik, duhh pengen deh jadi pramugari, udah cantik bisa jalan-jalan terus naek pesawat. Biasalah cita-cita lugu anak TK. Tiap ditanya orang tentang cita-cita aku selalu menjawab dengan lantang dan penuh percaya diri : "Aku pengen jadi PRAMUGARI". Tapi sampe sekarang cita-cita itu ga pernah terwujud. Face factor n body factor ga mendukung sama sekali seh, hahahahahaha. :))

Cita-cita berikutnya, aku pengen jadi KASIR. Dihhh, cita-cita kok kasir, pasti gitu deh kalian mbatin ya? Hahahahha. Jadi gini, dulu waktu masih kecil, sering banget diajak sama ibu belanja ke salah satu pusat perbelanjaan. Waktu aku liat kasir berinteraksi dengan komputer, memasukkan kode-kode barang, dalam pikiranku : "Wahhh hebat sekali ya mbak ini, bisa ngitung semua belanjaannya ibu, trus bisa langsung keluar struk belanjaannya apa aja." Aku selalu beranggapan bahwa kasir itu adalah orang yang hebat, pintar, dan cerdas. Setelah mulai besar aku baru tahu bahwa yang hebat dan cerdas itu sebenarnya benda yang bernama komputer itu tadi, bukan mbak kasirnya. :)) *mungkin ini cikal bakal aku tertarik dengan dunia komputer*

Cita-cita selanjutnya, aku pengen jadi SEKRETARIS. Yahh udah agak lumayan lah cita-citanya sekarang. Tapi kalo boleh jujur aku pengen jadi sekretaris itu gara-gara kebanyakan nonton sinetron. Iya waktu kecil dulu, pengasuhku hobi banget deh nonton sinetron, jadilah aku juga terpengaruh hobi si mbok. Ada salah satu sinetron yang tiap hari ditonton sama si mbok, aku lupa judulnya apa, di sinetron itu ada sosok seorang sekretaris yang cantik, selalu pake rok mini, trus kemana-mana pergi selalu sama bosnya. Waktu itu pikirku, iiihhh enak kali ya jadi sekretaris, kemana-mana pergi nemenin si bos, mana bosnya ganteng lagi waktu itu, hahahahaha.

Lulus SMA aku punya orientasi yang berbeda terhadap pekerjaan. Aku pengen jadi PNS. Seperti ibuku. Oiya ngomong-ngomong, aku belum cerita tentang ibuku ya? Hemm ibuku itu seorang tenaga medis, bidan lebih tepatnya. Nah, bapakku itu pengen banget aku ngelanjutin jejak ibuku. Tapi aku ga mau. Sejak kecil, aku bertekad ga pengen jadi seperti ibuku, ga mau jadi tenaga medis seperti ibu. Waktu kecil aku sering ditinggal ibu dinas malam, aku jarang ketemu ibu. Aku sekolahnya pagi sampe jam 12 ato jam 1 siang baru pulang. Sementara ibu kalo dinas malam, berangkat jam 1/2 1 siang trus pulang baru besok paginya jam 7 pagi. Makanya aku ga pengen seperti ibu, aku ga mau anakku nanti kurang kasih sayang seperti aku. Cukup aku saja yang merasakan itu.

Nah iya kembali ke masalah PNS tadi. Lulus SMA aku ikut tes masuk STAN, berharap setelah sekolah disana trus ikatan dinas, trus jadi PNS. Ga berpikir ruwet deh nyari kerjaan. Soalnya sering sekali aku lihat di TV dan baca berita di koran tentang jumlah pengangguran di Indonesia yang semakin tahun semakin meningkat. Hiiiii, aku ga mau jadi pengangguran. Mati-matian  aku berusaha untuk bisa diterima jadi mahasiswa STAN. Aku ikut tes sampe 3 kali. Pertama di Malang, trus di Denpasar, trus di Jogja. Dan ketiga-tiganya GA LULUS!! Bisa kebayang ga gimana hancurnya hatiku? Sangat hancur, depresi, stress, dan segalam macemlah. Rasa sakitnya itu melebihi diputusin pacar. #seriusini

Meski gagal diterima jadi mahasiswa STAN aku tetap melanjutkan hidupku donk. Seperti kata Shaden, dunia ga berhenti berputar cuy meski aku ditolak jadi mahasiswa STAN, aku tetep kuliah meski kalo aku boleh jujur, aku ga begitu suka kuliah di jurusan itu. Ibarat kata, guweh terdampar disana sodara-sodara. Ssstt tapi jangan bilang sapa-sapa lho ini.

Syukurnya aku diberi kesadarn yang kuat sama TUHAN. Meski aku terjerembab dalam dunia persilatan yang tidak aku senangi, aku tetap bertanggung jawab. Aku tetap kuliah dengan rajin, ga pernah bolos. Aku berusaha mengikuti perkuliahan dengan baik. Yah tidak seperti mahasiswa lainnya, yang kalo udah merasa salah jurusan trus ogah-ogahan kuliah, males, dsb. Satu-satunya hal yang mampu memotivasi diriku saat itu adalah orang tuaku. Yup, aku ga mau mengecewakan orang tuaku yang sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit (setidaknya menurut ukuran keluarga kami) untuk aku kuliah disana.

Aku ga pernah punya cita-cita yang terlalu muluk2. Aku ga pernah punya ambisi untuk dapat nilai terbaik. Mungkin kalo mahasiswa lain ketika menerima KHS mata langsung tertuju ke nilai IP. Kalo aku enggak, aku ga pernah peduli berapa IP ku, yang penting aku lulus, tidak ada nilai D atau E, dengan kata lain tidak ada mata kuliah yang perlu aku ulang. Itu saja. Satu-satunya ambisiku saat itu adalah bisa secepatnya keluar dari tempat itu. Aku pengen cepet lulus, cepet kerja, trus punya duit sendiri. :))

Doaku didengar TUHAN, senangnya :)) Aku lulus hanya dalam waktu 3,5 tahun. Tapi kemudian aku dikejutkan dengan adanya beasiswa dari kampus untuk melanjutkan studi S2. Whhhattttt?? S2?? Baru aja aku lulus, baru aja sidang skripsi, trauma dibantai dosen masih membayangiku, dan sekarang musti kuliah lagi? musti ngejalanin yang kayak kemaren lagi? Ohhhh Tidakkkk!

Ehhh jujur ni serius, waktu itu aku ga mau ngambil beasiswa itu. Aku ga pernah punya cita-cita setinggi itu. Aku ga mau kuliah lagi. Bikin Tesisnya kayak apa besok? Skripsi kemaren aja aku dibantai habis sama dosen? Trus besok tesis dibantai mampus donk? Banyak ketakutan di kepalaku saat itu, tapi bujuk rayu banyak orang akhirnya meluluhkan aku. Aku kuliah juga sodara-sodara. Yah sama saja dengan kegiatan kebanyakan mahasiswa pada umumnya, kuliah, nugas, kuliah, nugas, yaahh gitu-gitulah keseharianku. Oiya, ada salah satu temanku yang pernah bertanya sama aku, "Ngapain kamu ngambil S2? Kamu mau jadi Dosen?" Ehhh, dosen?? aku ga pernah punya cita-cita jadi dosen, aaahh ga tau lahh mau jadi apa yang penting aku jalanin aja yang sekarang ini, entah besok mau jadi apa, begitu pikirku.

Singkat cerita TUHAN benar-benar menjadikanku seorang Dosen lewat caranya yang ajaib yang sampe saat ini masih tidak kumengerti. Entah ini yang disebut kebetulan atau apa, rasioku bener-bener habis dibuat-Nya, semua itu rasanya hampir tidak masuk akal. Beasiswa itu kebetulan lho, banyak temen-temenku yang IP nya jauh di atas aku, cuma kebetulan aja aku lebih dulu lulus dari mereka maka akhirnya aku yang dapet beasiswa. Kenal sama Pak Helmy yang akhirnya mengajakku jadi buruh ilmu disini juga kebetulan, dan sebelumnya bisa ketemu Pak Helmy di fesbuk itu juga kebetulan. Semua serba kebetulan. Tapi aku yakin tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah direncanakan TUHAN.

Kadang apa yang kita inginkan memang ga selalu dikabulkan TUHAN, malah apa yang kita ga pengen sama sekali itu yang disediakan TUHAN. Entah aku sudah menjiwai dunia perdosenan ini atau belum, tapi aku selalu berusaha melakukan yang terbaik semampu aku. Aku tidak tahu besok mau jadi apa, tapi yang aku tau aku jalani saja apa yang ada di hadapanku sekarang. Nikmati Jalani Syukuri.

Selamat malam, selamat beristirahat. :))

Friday, January 25, 2013

Pakde



Beberapa hari belakangan ini aku terbayang-bayang wajah almarhum pakde, yang meninggal tanggal 25 Desember 2012 kemaren. Tiba-tiba aku merindukannya. Sangat. Mungkin karena kemaren aku tidak bisa ikut menghadiri upacara pemakaman beliau, yang berangkat ke Jogja hanya bapak dan ibu saja. Tahun ini aku berencana untuk pulang ke Jogja, aku ingin mengunjungi makam pakde. Entah kapan aku juga belum tau, masih menunggu libur yang agak panjang, biar ga rugi jauh2 pergi ke Jogja kalo cuman beberapa hari doank di sana.

Aku mau menceritakan sedikit sosok pakdeku ini. Bagiku dia adalah pakde yang luar biasa, meski aku belum terlalu lama mengenal beliau. Karena sejak kecil aku tinggal di Pulau Bali, sementara Pakde beserta keluarganya tinggal di Pulau Sulawesi. Seingatku pertemuanku yang pertama dengan pakde pada saat aku kelas 2 SMP, di jogja, pada saat liburan kenaikan kelas. Itu pertama kalinya aku mengenal beliau, sebelumnya aku hanya mendengar cerita tentang pakde dari ibu saja. Tidak ada yang istimewa di pertemuanku yang pertama itu. Bagiku dia hanya pakde, kakak dari ibuku. Itu saja. Nothing special. Tidak ada memori apapun yang berkesan di pertemuanku yang pertama itu.

Pertemuan kedua pada saat eyang putri meninggal. Aku kembali bertemu dengan pakde. Pada saat itu pakde lah anaknya eyang yang terakhir datang, semua orang menunggunya sebelum akhirnya eyang akan dikebumikan. Pertemuan kedua juga biasa saja. Saat itu pakde masih aktif bekerja di salah satu perusahaan di Sulawesi. Setelah upacara pemakaman eyang pakde pun kembali ke Sulawesi melanjutkan pekerjaannya.

Pertemuan berikutnya, pakde sudah pensiun, pakde memutuskan untuk menetap di Jogja berkumpul dengan istri dan anak-anaknya yang sudah lebih dulu hijrah ke Jogja. Aku lupa tahun berapa pakde pensiun dan mulai menetap di jogja. Aku tidak ingat. Yang jelas sebelum aku lulus kuliah S1 pakde sudah pensiun. Aku ingat sekali, tanggal 31 Januari 2009, pakde menangis bahagia untukku. Hari itu aku diwisuda, dan aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikanku. Pada saat pulang ke rumah ternyata ada pakde, ibu memberitahu kabar sukacita itu ke pakde. Pakde terlihat sangat bangga dan bahagia, meski aku bukan anak kandungnya, aku tau dia bahagia untukku. Di rumah, bulik Gendariyani (Yani) sudah menyiapkan hidangan istimewa untuk merayakan wisudaku. Sebelum kami menikmati hidangan tersebut, Pakde memimpin doa untuk kami. Di dalam doanya pakde menangis, dia menangis bahagia untukku, dan mungkin juga untuk ibu. Ibu menangis. Bulik Yani juga menangis. Entah memori apa yang melintas di benak pakde, ibu, dan bulik saat itu sehingga mereka bertiga mengeluarkan bulir-bulir air matanya.

Memori yang lain yang tak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku adalah ketika aku hampir putus asa menghadapi tesisku. Saat itu proposal penelitianku ditolak di objek penelitian yang aku tuju, sementara saat itu aku sudah lulus seminar proposal. Objek penelitian alternatif lainnya juga tidak memberikan hasil yang menyenangkan. Intinya saat itu aku benar-benar putus asa. Aku menelepon ibu dan menceritakan semuanya sama ibu, kebetulan saat itu di rumah di Bali ada pakde. Pakde tau aku sedang putus asa. Pakde menyemangatiku, pakde memotivasiku, pakde mendorongku untuk bangkit dan berusaha lagi. Kata-kata pakde yang sampai saat ini selalu aku ingat adalah 
“Kamu bisa Tyas, kamu mampu, hanya hatimu saja yang terlalu kecil menghadapi mereka”
Kata-kata itu selalu terngiang di telingaku setiap aku takut dan khawatir menghadapi sesuatu. Kalian tidak tahu, betapa pakde sangat menyayangiku. Ya, aku merasakannya, aku merasakan kasih sayang seorang pakde. Pakde akan melakukan apapun demi orang-orang yang dia kasihi, termasuk aku.

Di akhir tahun 2010 pakde jatuh sakit. Pakde stroke. Aku sedih sekali. Setiap kali aku menjenguknya, pakde tidak pernah menunjukkan bahwa ia sedang sakit, dia selalu menunjukkan semangatnya. Entah apakah ia sedang menutupi perasaan atau apa, yang jelas pakde selalu bersemangat setiap kali aku datang ke sana meski ia hanya dapat terbaring di tempat tidur saja. Pakde bahkan tidak pernah berhenti untuk menyemangatiku dan memotivasiku dalam kondisi terbaring lemah seperti itu. Pakde tau aku selalu butuh semangat dan dorongan dari dia. Pakde tau hatiku terlalu kecil.

Dua tahun. Bukan waktu yang sebentar bagi pakde. Akhir tahun 2012 kemaren pakde akhirnya kembali ke pangkuan Bapa di sorga. Mungkin ini yang terbaik bagi pakde. Pakde tidak merasakan sakit lagi. Pakde tidak menderita lagi. Pakde tidak sedih lagi. Aku yakin pakde sudah bahagia di sana.

Pakde, aku kangen pakde. Maaf pakde kalo sekarang aku ga bisa berhenti mewek. Entah kenapa tiba-tiba keinget sama pakde. Pakde lagi apa disana? Pakde baik-baik aja kan? Selalu semangatin aku dari sana ya pakde. Pakde itu motivator terhebat sepanjang sejarah hidupku, Mario Teguh aja kalah sama pakde :D

Tulisan ini aku dedikasikan untuk Pakde Ir. Tjiptoning Mintorogo.