Monday, October 28, 2013

Mewek tengah malem

Entah kenapa, malam ini jadi cengeng. Tiba-tiba air mata menetes. Aku teringat ibu dan bapak. Apa yang sudah aku lakukan untuk mereka? Tidak ada! Sebentar, mungkin bisa diperhalus sedikit bahasanya, bukan tidak ada, tapi belum ada.

Tadi pagi aku dengar dari ibu bahwa tekanan darah bapak katanya naik. Pagi-pagi ibu membeli timun dan buah jepang untuk diparut dan diperas airnya untuk diberikan kepada bapak. Aku tau bapak tidak pernah punya riwayat penyakit tekanan darah tinggi, satu-satunya alasan kenapa tekanan darah bapak naik mungkin karena pikiran. Aku baru sadar, sudah beberapa bulan ini aku tidak pernah berbincang-bincang lagi dengan bapak. Terakhir kamu berbincang diakhir dengan sebuah perdebatan, membuat aku malas untuk bicara dengan bapak. Aku pikir lebih baik diam daripada bicara tapi hanya akan menimbulkan perdebatan dan rasa sakit hati.Tapi sekarang aku pikir tindakanku ini salah. Masalah tidak terselesaikan, hubungan menjadi renggang, dan sekarang bapak sakit. Apa yang sudah aku lakukan? Anak macam apa aku ini??

Haruskah aku menyerah dan mengalah untuk kebahagian orang tuaku? Pengorbanan mereka untuk membesarkan aku harus aku bayar dengan mengorbankan masa depan yang aku inginkan. Apa seperti ini transaksi kehidupan di dunia Tuhan? Pengorbanan dibalas dengan pengorbanan? Kehidupan dibayar dengan kehidupan?