Sunday, November 24, 2013

Akhirnya aku cerita sama emak

Barusan aku berbincang dengan emak di telepon. Entah kenapa tiba-tiba air mata ini mengalir deras. Aku tak tahan untuk tidak menceritakan beban di hatiku pada emak. Aku memang sangat dekat dengan emak ku melebihi ibu kandungku sendiri. Aku lebih bisa bercerita pada emak, aku bisa menangis sama emak, aku bisa tertawa sama emak, aku bisa marah sama emak. Aku bisa menumpahkan semua isi hatiku sama emak. Entah kenapa aku tidak bisa melakukan itu semua kepada ibuku seperti aku melakukannya kepada emak. Mungkin karena sejak kecil aku diasuh oleh emak, aku lebih dekat dengan emak sejak kecil. Emak selalu tau bagaimana menangani aku, emak selalu tau bagaimana menghibur aku saat aku sedih, emak selalu tau semuanya.

Bukan berarti ibuku tidak punya peran besar terhadap diriku, tentu saja ibuku sangat berperan besar dalam membesarkan aku. Tapi pengalamanku selama balita dengan emakku itu tidak bisa digantikan dan dihapus begitu saja, mungkin itu yang menyebabkan aku sangat dekat dengan emak sampai sekarang.

Emak bisa menangis saat aku menangis, emak bisa tertawa saat aku tertawa. Tapi ibuku tidak bisa menangis saat aku menangis, ibu hanya diam terpaku melihatku menangis, meski aku tau dia juga pasti menangis jauh lebih sedih daripada aku dibalik kebisuannya itu.

No comments:

Post a Comment