Thursday, September 20, 2012

Ibuuu

Ibuku sakit. Ini hari ke delapan dia dirawat di Rumah Sakit. Kata dokter ibu terkena Stroke Hemoragik. Terjadi pendarahan di kepala akibat dari pembuluh darah yang pecah di otak. Dokter di UGD saat pertama kali ibuku ditangani mengatakan bahwa kondisi ibuku saat itu sudah "jelek", dia menjelaskan kepada kami sebagai keluarga bahwa kemungkina pasien dengan ciri-ciri seperti ibuku itu hanya dapat bertahana 2x24 Jam.

SHOCK.

Aku terkejut dan hampir saja berteriak saat dokter itu memberi penjelasan. Bahkan ingin rasanya aku memaki dia karena mengatakan hal sangat menyakitkan itu. Tapi aku masih bisa mengendalikan kesadarn dan emosi ku kala itu. Aku ingin menangis, tapi semua itu aku tahan. Aku tak ingin bapak melihat aku menangis. Aku tahu dia sudah sangat shock dengan penjelasan doketr tadi, aku tidak ingin menambah beban kesedihannya dengan melihat aku menangis.

3 hari pertama ibuku di rawat di ruang ICU. itu untuk pertama kalinya dalam hidupku masuk ke ruangan yang sangat mengerikan itu. Berbagai macam kabel menempel di tubuh ibuku, yang tersambung ke sebuah monitor yang memunculkan grafik-grafik yang biasanya selama ini hanya kulihat di sinetron-sinteron. Belum lagi bunyi dari monitor itu yang selalu berdendang setiap detiknya. Tit..tit..tit..tit.. Aku benci ruangan itu. Suasananya membuat aku stress. Sekarang ibu sudah dipindahkan di ruang rawat inap biasa. Kata dokter ibu harus bed rest total selama kurang lebih 2 minggu.

Ibu tidak bisa mengingat kejadian setelah dia sakit. Dia hanya mampu mengingat kejadian sebelum dia sakit. Dia masih mengingat aku, mengingat keluargaku, dan mengingat teman-teman yang mengunjunginya. Tapi dia tidak bisa mengingat kejadian yang sudah terjadi 5 menit yang lalu. Dia tidak bisa mengingat siapa saja yang datang mengunjunginya tadi. Dia juga kadang tidak bisa membedakan siang dan malam. Pernah suatu malam ibu minta dibelikan es campur, aku bilang bahwa ini sudah malam tidak ada orang jual es campur, lalu dia bertanya "emangnya ini malam ya?". Aku menangis waktu dia bertanya seperti itu. Sampai seperti inikah ibuku? dia bahkan tidak bisa mengingat waktu.

Hal yang paling bikin repot adalah ketika dia ingin buang air kecil ataupun buang air besar. Dia selalu merasa dirinya tidak sakit. Dia ingin bangun dan menuju ke kamar mandi untuk melakukan ritual tersebut. Padahal dokter sudah mengatakan bahwa ia tidak boleh sedikitpun bangun dari tempat tidur. Akhirnya aku mulai terbawa emosi dan marah karena ibu tidak mau nurut padaku untuk tidak bangun dari tempat tidur.






No comments:

Post a Comment